TM IAC photo IMG_0257_zps86ff4dd8.jpg

Ramenyaa !!

Suasana Technical Meeting Islamic Art Contest.

Berdoalah,,, photo IMG_0301_zps15b608b4.jpg

Memanjatkan doa pada Allah

Berdoa dengan penuh penghayatan,,.

 photo IMG_0583_zps08cee63b.jpg

Ada yang baru nih,,,

Mencoba Menggunakan Mesin Minuman Otomatis in Busway Station.

IMG_1373_zps12ad8cb2 photo IMG_1373_zps12ad8cb2.jpg

Sehabis lomba,,

Islamic Art Contest at Musholla Nurul Huda, Grogol.

kolam holiday photo kolamholiday_zps09e4d136.jpg

at Kolam Renang Tirtamaya2

Mengisi liburan Tahun Baru Masehi Bersama Teman2 Kampus,,,.

Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Desember 2012

resep sayur sop spesial

Sup Campur Spesial


 
Bahan:
  • 50 gr bawang bombay cincang
  • 1 sdm terigu
  • 1 L susu cair
  • 1/2 sdt garam
  • 1 bungkus kaldu ayam bubuk
  • 1/2 sdt pala
  • 2 batang wortel
  • 2 buah susis
  • 100 gr kacang polong
  • 50 gr makaroni yang sudah direbus matang
  • 150 gr ayam rebus
Cara Membuat:
  1. Tumis bawang bombay dengan 2 sdm mentega, lalu masukkan terigu, aduk rata
  2. Masukkan susu, garam, kaldu ayam dan pala, aduk rata, didihkan
  3. Tambahkan wortel, susis, kacang polong, makaroni dan ayam rebus, masak sampai matang
  4. Sajikan selagi masih hangat

Resep nasi goreng spesial

Bahan Nasi Goreng :

Untuk satu porsi nasi goreng spesial

Bahan-Bahan yang Diperlukan :
250 gram nasi putih, jangan pilih nasi goreng yang terlalu pulen.
1 butir telur ayam, kocok lepas.
Minyak sayur secukupnya untuk menumis

Bumbu Pertama :
30 gram Bawang Bombay yang sudah dicincang kasar
1 siung bawang putih, dicincang halus
1 butir bawang merah, iris tipis
2 buah cabe merah besar, cuci bersih kemudian iris tipis
1 sdm irisan daun bawang

Bumbu Kedua:
1 sendok makan kecap asin
2 sendok makan kecap manis
1 bungkus kaldu sapi
Garam dan penyedap rasa secukupnya

Cara Membuat Nasi Goreng Spesial

Sebenarnya membuat nasi goreng sangat gampang, tinggal tumis menumis saja. Yang terpenting untuk mendapatkan nasi goreng yang enak adalah proses karamelisasi bumbu-bumbunya. Lebih jelasnya berikut langkah membuat nasi goreng istimewa :
1. Panaskan minyak kemudian tumis bawang bombay dan bawang merah hingga mengeluarkan aroma yang harum.
2. Masukkan kocokan telur, orak-arik hingga setengah matang kemudian masukkan sisa bumbu pertama kemudian aduk rata.
3. Masukkan nasi, lalu aduk sampai rata.
4. Tambahkan bumbu kedua kemudian aduk kembali sampai rata.
5. Masak hingga matang kemudian sajikan selagi hangat.

Nasi goreng akan semakin nikmat dengan taburan bawang goreng diatasnya dan dilengkapi dengan acar mentimun dan cabe rawit. Menambahkan kerupuk udang atau emping melinjo juga akan sangat memperkaya citarasa nasi goreng yang Anda buat.

Selasa, 04 Desember 2012

Resep Masakan Indonesia - Pisang goreng Pontianak

Bahan :
1 sisir (10 buah) pisang uli/gepok
1½ lt minyak goreng.

Bahan Pencelup :
125 tepung terigu protein sedang
¼ sdt garam 250 ml air
1 sdm tepung beras
1½ sdm gula tepung

Bahan Kremesan : 1 lt air 240 gr tepung beras
45 gr tepung sagu tani
1 sdm garam 20 gr gula merah, disisir halus
2 kuning telur pewarna kuning tua secukupnya (boleh tidak dipakai)

Cara Membuat :
Potong pisang seperti kipas melebar.
Sisihkan.
Aduk bahan pencelup sampai rata.
Aduk bahan kremesan sampai rata.
Panaskan minyak goreng.
Tuang satu sendok sayur adonan kremesan.
Biarkan mengambang. Kecilkan api.
Kumpul-kumpulkan adonan sehingga menyatu.
Celup pisang ke bahan pencelup.
Masukkan ke bagian tengah kremesan yang sudah dikumpulkan.
Lipat kremesan hingga menutupi pisang. Goreng sampai matang.

Tips :
Menggoreng pisang kremes lebih baik menggunakan 2 penggorengan yang masing-masing diisi minyak panas.

Penggorengan pertama digunakan untuk menuang bahan kremes hingga melipat adonan.
Penggorengan kedua digunakan untuk mematangkannya.
Pada saat menuang bahan kremesan minyak harus benar-benar panas agar bahan kremesan naik dan mengambang.
Setelah bahan kremesan mengambang, kecilkan api agar bahan kremesan tidak cepat kering.
Resep ini diambil dari Tabloid Saji

Resep Kue Brownis Coklat Kukus

Bahan-bahan :
  • 300 gr gula halus
  • 200 gr mentega, dicairkan
  • 200 gr tepung terigu
  • 6 butir telur
  • 1/2 sendok teh sp
  • 1/2 sendok teh baking powder
  • 50 gr coklat bubuk
  • 150 gr coklat blok, dicairkan
Cara membuat:
  • mekser gula,telur, dan sp selama 15 mnt.
  • kemudian masukkan terigu, coklat bubuk, baking powder sambil terus dimekder.
  • masukkan mentega cair diaduk tapi tidak dengan mekser.
  • terakhir masukkan coklat yang dicairkan trus masukkan ke loyang dan kukus selama 20 menit.
  • resep ini untuk loyang ukuran 25X25 cm.potong menurut selera

Resep Sop - Sup Jagung Muda

Bahan :  
  • 3 buah Jagung muda (diiris - iris)    
  • 2 btr Telur ayam    
  • 300 gr Wortel (diiris - iris)    
  • 300 gr Bunga kol (diiris - iris)    
  • 100 gr Daging sapi giling    
  • 3 lbr Daun bawang (diiris - iris)    
  • 1 tangkai Seledri (diiris - iris)    
  • 5 siung Bawang merah (diiris - iris)    
  • 2 siung Bawang putih (diiris - iris)    
  • Garam, pala dan merica secukupnya  
  • Air Secukupnya 

Cara Memasak :    

  • Tumis bawang merah, bawang putih, pala, merica dan daging giling hingga harum.
  • Masukkan Air, tambahkan jagung muda, wortel, bunga kol, daun bawang dan seledri.
  • Bila sayuran sudah matang, masukkan telur yang sudah dikocok kedalamnya.
  • Aduk hingga telur bercampur benar dengan sayuran.
  • Kalau telur kelihatan sudah masak, angkat dan sajikan panas - panas.

Resep Masakan - Ikan Bumbu Balado

Ikan Goreng Bumbu Balado

Bahan:
Ikan kembung 6 bh dibersihkan beri sedikit cuka/air jeruk nipis dan garam.

Daun jeruk 3 lbr.

Tomat besar 1 bh dipotong jadi 6 bagian.

Minyak untuk menggoreng.

Garam dan gula secukupnya
Bumbu tumbuk kasar:

Cabe merah 10 bh

Bawang merah 8 bh

Cara memasak:

Goreng ikan kembung dengan minyak panas sampai kecoklatan sisihkan.
Sisakan minyak bekas menggoreng ikan 5 sdm lalu masukan bumbu halus dan daun jeruk aduk sampai wangi dan masukan tomat aduk dengan api sedang-kecil, masak sampai bumbu dan tomat matang, lalu masukan ikan goreng tadi diamkan sebentar dengan api kecil lalu hidangkan.

Resep Masakan - Resep Mie Ayam

Bahan - bahan :

1/2 kg mie ayam (siap dibeli di pasar)

100 ml Minyak ayam

100 ml Kecap asin

300 gr Daging ayam direbus dan dipotong kotak

3 sdm Kecap manis

2 sdm Kecap Inggris

2 batang Daun bawang dirajang

Caisin, penyedap dan bawang goreng secukupnya.


Bumbu yang diperlukan :

3 siung Bawang putih

5 buah Bawang merah

1 sdt Ketumbar

3 cm Kunyit

3 cm Jahe

4 butir Kemiri


Bahan untuk membuat Kaldu:

2 liter Air

1/2 kg Tulang ayam

1 sdt Garam

1/2 sdt Lada bubuk


Cara membuat :

Kaldu: air direbus hingga mendidih, masukkan tulang ayam, rebus dengan api kecil hingga kaldu beraroma harum. Tambahkan lada bubuk dan garam.

Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang, masukkan ayam, tumis hingga bumbu menyerap ke dalam ayam,tambahkan penyedap, tumis sebentar, angkat, sisihkan.

Masukkan 2 sdm minyak ayam ke dalam mangkok, 1/4 sdt penyedap.

Rebus mie dan caisin yang telah dirajang hingga matang, angkat dan letakkan di dalam mangkuk yang telah terisi dengan bumbu, masukkan ayam 2 sdm.

Taburkan bawang goreng dan daun bawang yang telah dirajang.


Note :

Kunci kelezatan mie ayam ada pada minyak ayamnya.
Cara membuat: ambil kulit ayam dan lemaknya, panaskan dengan api kecil diatas penggorengan, tambahkan 2 siung bawang putih digeprak, panaskan hingga seluruh minyak keluar dari kulit dan lemak ayam, minyak siap untuk digunakan.Sumber dari Claudie Lum

KFC Extra Crispy

  • 1 ekor ayam utuh potong2 menjadi beberapa bagian
  • 6-8 cangkir shortening ( minyak beku )
Bahan2nya :
  • 1 butir telu yang sedang besarnya
  • 1 cangkir susu
  • 2 cangkir tepung serba guna
  • 2 1/2 sendok teh garam
  • 3/4 sendok teh merica bubuk
  • 3/4 sendok teh MSG
  • 1/8 sendok teh Bawang Putih bubuk
  • 1/8 sendok teh soda kue
Cara buat :
  • Buang gelambir2 lemak yang terdapat pada ayam.
  • Panaskan miyak terlebih dahulu didalam- wajan atau wadah untuk menggoreng sampai panasnya mencapai 350 derajat{dikira2 aja panasnya)
  • Campurkan susu dan telur. Aduk2 biar rata. Sisihkan
  • Campurkan tepung, garam, lada , MSG, bawang putih bubuk dan soda kue
  • Letakkan masing-masing potongan ayam ke serbet agar kelebihan cairan dari ayam bisa dihilangkan.
  • Celupkan potongan2 ayam tersebut kedalam campuran telur dan susu lalu guling2kan ayam dengan campuran tepung kering, celupkan kembali ke dalam campuran telur dan susu, lalu guling2kan kembali
  • Amati masing-masing potongan ayam apakah sudah berlapis tepung dengan baik.
  • Sisihkan ayam yang sudah terlapis tepung pada piring
  • Masukan potongan2 ayam yang sudah terlapis tepung kedalam miyak yang sudah panas tadi
  • Gorenglah minimal 4 potong ayam selama 12-15 menit, atau sampai kecoklatan

Resep Masakan - Kaserol Jamur

Bahan - bahan :
  • 2 sendok makan minyak untuk menumis
  • 100 gram bawang merah, dibuat acar halus
  • 1 buah paprika hijau, potong kotak
  • 200 gram daging, potong kotak
  • 3 sendok makan tepung terigu
  • 200 ml kaldu
  • 4 buah tomat, parut
  • 1 sendok makan pasta tomat
  • garam dan merica secukupnya
  • 200 gram jamur kancing utuh
  • 300 gram kentang kecil rebus, kupas
  • garam secukupnya
Cara memasak :
  • tumis bawang  merah dan paprika sampai harum dan layu.
  • Tambahkan daging. Aduk hinggaberubah warna lalu masukkan tepung.
  • Aduk aduk sebentar lalu tuangkan kaldu, tomat, pasta tomat, garam dan merica. Aduk rata
  • Setelah mendidih tambahkan jamur dan kentang. Aduk sebentar lalu tuang ke dalam pinggan yang telah margarin. Oven hingga bumbum meresap

Sate Sumatra

Bahan - Bahan :
  • 1 kg Daging ayam
  • 1 butir kelapa, dibuat santan
  • Tusuk Sate
Bumbu - bumbu :
  • 15 biji cabe merah
  • 6 biji bawang merah
  • 1 sendok teh jintan
  • 3 butir jintan manis
  • 1 potong lengkuas
  • 4 siung bawang putih
  • 6 butir kemiri
  • 2 helai daun jeruk purut
  • 1 sendok makan ketumbargaram, jahe dan daun kunyit
Cara memasak :
  • Daging dipotong besar - besar
  • Semua bumbu digerus halus, kecuali daun jeruk purut dan daun kunyit
  • Masukkan  ke dalam panci yang berisi santan, begitu juga daging dan garam terus dimasak sampai kering airnya da lunak. 
  • Kemudian tusuklah dengan tusuk sate dan bakarlah dengan api sedang

Resep Masakan Indonesia - Sayur Asem jakarta

Bahan :
  • 1 buah terong, potong
  • 1 bh labu sayur, kupas, potong
  • 1 gengam daun belinjo beserta buah dan bunga.
  • 1 bh jagung manis, potong 2 cm
  • 50 gr kacang tanah, bersihkan
  • 4 lonjor kacang panjang, potong 3 cm
  • 6 lonjor buncis, potng
  • 3 lbr kol, potong kotak
  • 2 lbr daun salam
  • 2cm lengkuas, memarkan
  • 2 sdk makan asam
  • 1 sdk teh gula merah
  • 1 sdk teh terasi matang
  • garam
  • 1 1/2 ltr air

Bumbu halus :
  • 4 siung bawang putih
  • 3 siung bawang merah
  • 4 butir kemiri
  • 5 buah cabe merah

cara memasak :
  • Rebus sayuran: jagung, kacang, melinjo, bumbu halus, daun salam, cabe hijau, lengkuas, gula merah, terasi, asam.
  • Aduk dan biarkan sampai empuk dengan api sedang
  • masukkan terong, kacang panjang, buncis, kol dan garam.
  • Didihkan hingga layu
  • Angkat dan sajikan

Resep Masakan - Resep Tumis Kangkung

Bahan-bahan:
2 ikat kangkung
100 gr udang kecil kupas
3 siung bawang putih
4 butir bawang merah diiris tipis
1/2 buah tomat dipotong panjang
2 buah cabai merah dipotong serong
4 sdm air
3 sdm minyak
Ebi secukupnya
1/2 sdt gula pasir
Garam secukupnya

Cara memasak:

Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum
Tambahkan udang kemudian masak hingga berubah warna
Tambahkan cabai
Masukkan kangkung, ebi, gula, garam dan air secukupnya.
Tambahkan tomat kemudian masak dengan api besar selama 1 menit hingga layu.
Angkay dan sajikan

Minggu, 02 Desember 2012

Kehidupan

Monday, January 30, 2006

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***

Cirendeu 1-3-03